Minggu, 09 Oktober 2011

Children with Special Needs (Anak Berkebutuhan Khusus)

Siapa itu Anak Berkebutuhan Khusus?
Anak  dengan kebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan atau ketidakmampuan secara fisik, psikis, atau sosial seperti anak autis, retardasi mental kesulitan belajar, dan lainnya.
Sehingga interaksi dengan lingkungan terbatas atau bahkan tidak mampu. Masing-masing  mempunyai ciri-ciri mental, fisik, sosial, dan komunikasi yang berbeda dengan rata-rata anak kebanyakan. Mereka begitu unik kadang ceria dan dekat dengan kita, kadang diam menyendiri sulit diraih. 
Dia tidak tuli tetapi sulit diajak bicara, dia tidak buta tetapi matanya sulit melihat obyek yang kita tawarkan bahkan tidak tertarik dengan apa yang di sekelilingnya baik benda maupun suara. Dia tidak bisu tetapi mulutnya bicara tanpa bentuk kata yang jelas. Dia kadang melakukan gerakan yang berulang-ulang dan sangat aktif tanpa mengenal capai, namun kadang teriak dan menangis tanpa sebab yang jelas, mungkin kesal dengan dirinya yang sulit dikontrol.
Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang terkena disfungsi otak. Disfungsi otak merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyatakan akibat dari adanya cedera atau kerusakan, kelainan perkembangan gangguan keseimbangan biokimiawi atau gangguan aktifitas listrik dalam otak.
Otak terdiri dari belahan kanan dan belahan kiri. Belahan otak kiri: komunikasi verbal, linguistik, logis, analitis, praktis sedangkan belahan otak kanan: komunikasi non verbal, pragmatik, orientasi ruang (visual – spesial), imajinasi, kreasi, spiritual, seni, holistik – intuitif.

Apa Faktor Penyebab ABK?
Banyak faktor penyebab disfungsi otak: mulai dari masa kehamilan ibu (kurang gizi, merokok, mengalami pendarahan), saat melahirkan (kelahiran yang sulit, lahir premature), atau saat bayi lahir (tidak langsung menangis, nampak biru, pucat, kuning) dan setelah bayi lahir (mengalami radang otak atau cedera kepala).
Faktor yang menjadi kontributor terjadinya anak berkebutuhan khusus, yaitu:
1. Herediter
Faktor herediter atau faktor keturunan atau faktor genetic yang dimaksud adalah adanya kelainan kromosom, salah satunya adalah kelainan pada kromosom ke 21 yang disebut trisomi 21, yang menyebabkan down’s syndrome pada anak yang dilahirkan oleh seorang ibu. Usia ibu pada saat hamil di atas 35 tahun juga dapat memiliki resiko melahirkan anak berkelainan. Seperti tampak dalam table yang dikutip dari Adrian, A (1994:454)

2. Infeksi
Infeksi dapat menjadi penyebab terjadinya kelainan baik langsung maupun tidak langsung, terutama infeksi yang terjadi ketika ibu sedang mengandung,
contohnya infeksi TORCH (toksoplasma; rubella, citomegalo virus, herpes), folio, meningitis dan lain sebagainya
3. Keracunan
Keracunan dapat menjadi penyebab munculnya kelainan pada diri seorang anak, salah satu yang dapat menyebabkan keracuanan adalah karena ibu pada saat hamil mengkonsumsi alcohol secara berlebihan yang disebut FAS (fetal alcohol syndrome), selain itu ibu hamil yang mengkonsumsi obat-obat yang dijual bebas di pasaran tanpa mengikuti petunjuk, dapat membuat janin keracunan, dan menyebabkan kelainan pada anak.
4. Trauma
Trauma kelahiran seperti ketika lahir anak mengalami kekurangan oksigen (tidak bernafas untuk beberapa saat), sehingga suplai oksigen ke dalam otak kurang (afeksia), dapat menyebabkan kelainan pada anak, atau juga kelahiran yang dibantu dengan alat sehingga menyebabkan cedera otak. Bencana alam seperti gempa bumi juga dapat menyebabkan trauma pada anak.
5. Kekurangan gizi
Kekurangan asupan gizi pada saat tumbuh kembang anak juga dapat menyebabkan kelainan pada anak, seperti busung lapar. Dilihat dari waktu terjadinya kelainan dapat dibagi menjadi: Pre-natal; peri-natal, pasca natal.

Apa  saja yang termasuk ABK?
A. Anak Berkelainan Fisik
Anak-anak berkelainan fisik terdiri dari tunanetra, tunarungu dan tunadaksa, adapun karakteristik kelainan fisik meliputi:
1. Tunanetra
• Fisik, adanya kelainan pada indera penglihatan
• Kemampuan akademik, tidak berbeda dengan anak normal pada umumnya.
• Motorik, kurang dapat melakukan mobilitas secara umum
• Sosial-emosional, mudah tersinggung dan bersifat verbalism yaitu dapat bicara tetapi tidak tahu nyatanya.
2. Tunarungu
• Fisik, kesan lahiriah tidak menampakan adanya kelainan pada anak.
• Kemampuan akademik, tidak berbeda dengan keadaan anak-anak normal pada umumnya.
• Motorik, sering anak tunarungu kurang memiliki keseimbangan motorik dengan baik.
• Sosial-emosional, sering memperlihatkan rasa curiga yang berlebihan, mudah tersinggung.
3. Tunadaksa
• Fisik, jelas menampakkan adanya kelainan baik fisik, maupun motorik.
• Kemampuan akademik, untuk tunadaksa ringan tidak berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya. Sedangkan untuk tunadaksa berat terutama bagai anak yang mengalami gangguan neuro-muscular sering disertai dengan keterbelakangan mental.
• Motorik, banyak tunadaksa yang mengalami gangguan motorik baik motorik kasar maupun motorik halus.
• Sosial-emosional, anak tunadaksa memiliki kecenderungan rasa rendah diri (minder) dalam pergaulan dengan orang lain

B. Anak Berkelainan Emosional
1. Tunagrahita
        Tunagrahita adalah seseorang yang memiliki kapasitas intelektual (IQ) di bawah 70      yang disertai dengan ketidak mampuan dalam penyesiuaian diri dengan lingkungan sehingga memiliki berbagai permasalahan sosial, untuk itu diperlukan layanan dan perlakuan pendidikan khusus. Tunagrahita dapat dilihat dari berbagai disiplin ilmu sehingga terdapat berbagai  istilah kalsifikasi  dan karakteristiknya, menurut psikologi tunagrahita dibagi menjadi mild, moderate, severe, dan profound.
Sedang kedokteran membagi menjadi debil, imbesil  dan idiot,  serta dalam pendidikan dapat di kelompokkan menjadi mampu didik, mampu latih dan perlu rawat.  Karakteristik berdasar klasifikasi klinik atau adanya ciri fisik yang khas meliputi Down’s syndrome, kritin, macro cephalus (hidro cephalus), dan micro cephalus. Pada dasarnya anak tunagrahita memiliki karakteristik yang relative homogin berdasar klasifikasinya. Adapun karakteristik tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
o  Tingkat ringan, memiliki kemampuan paling tinggi setraf dengan anak kelas 5 SD, mampu di ajar memca, menulis dan berhitung sederhana. Dalam sosialisasi masih mampu mnyesuaikan diri dengan lingkungan sosial secara terbatas.
o  Tingkat sedang, memiliki kemampuan akademik maksimal setaraf dengan anak kelas 2 SD, biasanya sering disertai gangguan motorik dan komunikasi sehingga sangat sulit untuk menyesuaikan diri  dengan lingkungan, aktifitas sosialnya hanya sebatas untuk memelihara diri sendiri.
o  Tingkat berat, anak ini tidak mampu dididik maupun dilatih, kemampuannya paling tinggi setaraf anak pra-sekolah,  sepanjang hidupnya anak ini bergantung pada orang lain.
2. Tunalaras
Karakteristik anak tunalaras secara umum menunjukkan adanya gangguan perilaku,seperti suka menyerang (agresive), gagngguan perhatian dan hiperaktive.
 Secara akademik anak tunalaras sering ditemui tidak naik kelas hal ini dikarenakan gangguan perilakunya bukan karena kapasitasv intelektualnya. Karakteristik emosisosial anak tunalaras suka  melanggar norma baik yang berlaku di institusi seperti sekolah maupun masyarakat sehingga anak ini sering disebut dengan anak maladjusted. Tunalaras sering menunjukkan kepribadian yang tidak matang (immature) dan menunjukkan adanya kecemasan (anxietas).
C. Anak Berkelainan Akademik
1.   Anak Berbakat
Berbakat merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya anak berkelainan mental tinggi yaitu di atas rata-rata anak normal. Adapun karakteristik atau ciri yang menonjol pada anak berbakat meliputi:
·    Karakteristik Intelektual, cepat dalam belajar, rasa ingin tahunya tinggi, daya konsentrasinya cukup lama, memiliki daya kompetetif tinggi.
·    Karakteristik Sosial-emosional, mudah bergaul atau menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, memiliki sifat kepemimpinan (leadership) terhadap teman sebayanya, bersifat jujur, dan memiliki tenggangg rasa serta mampu mengontrol emosi.
·    Karakteristik Fisik-kesehatan, berpenampilan menarik, memiliki daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit, dapat memelihara penampilan fisik yang bersih dan rapi.
2.   Anak Berkesulitan Belajar
Berkesulitan belajar merupakan istilah generik, sehingga mengandung berbagai bentuk kesulitan di segala bidang. Kesulitan belajar spesifik dikenal dengan istilah disfungsi minimal otak (DMO) oleh dunia kedokteran.
Berkesulitan belajar spesifik pada dasarnya dapat dipaham dengan 4 demensi yaitu:
• Kesenjangan antara kapasitas intelektual dan prestasi belajar
• Adanya disfungsi minimal otak
• Adanya gangguan pada proses psikologi dasar
• Adanya  kesulitan pada pencapaian prestasi belajar akademik
Kesulitan belajar dapat dibagi menjadi kesulitan belajar perkembangan bagi anak pra-sekolah dan kesulitan belajar akademik bagi anak usia sekolah.
Sedangkan karakteristik spesifik dapat ditunjukkan sesuai dengan sebutan atau gejala yang muncul yaitu: disleksia, disgraphia, dispraksia, diskalkulia, disphasia, body awarness, Dsb. Anak berkesulitan belajar spesifik memiliki karakteristik yang unik setiap anak memiliki karakteristik yang ber beda-beda (heterogen) sehingga untuk penangananya  setiap anak akan berbeda sesuai dengan hasil diagnosisnya. Untuk itu penanganan anak tidak ada di sekolah khusus tetapi di sekolah umum dengan kelas remidial.

Bagaimana Sebaiknya Sikap Terhadap Mereka?
        Mereka memang berbeda dengan anak normal lain. Tapi disisi lain mereka juga sama seperti anak normal lainnya. Membutuhkan perhatian, kasih saying, belajar, dan sebagainya.
          Yang berbeda yang harus diberikan kepada mereka adalah cara dalam memberikan perhatian, pengajaran, berkomunikasi.
          Berikanlah perhatian dan kasih saying yang sempurna kepada mereka, ajarkan tentang segala hal kepada mereka dengan cara yang khusus yang tepat bagi mereka.
          Merekapun memiliki impian dan cita-cita dan layak untuk menggapainya. Anak berkebutuhan khusus pun bisa berprestasi, bahkan bisa lebih dari anak yang normal.
Cintai dan sayangi mereka, jangan pernah memandang sebelah mata tentang meraka. Mereka adalah anak-anak yang unik dan hebat!  J.

_quRey_
­_dari berbagai sumber_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar